Senin, 21 Juni 2021

Mungkin sesekali kita perlu.

Duduk sejenak, memejamkan mata, menarik napas sembari menikmati semua hal yang sudah menghampiri raga.

Menjadi tenang, menyederhanakan khawatir serta menimang-nimang banyaknya ingin dan pinta yang kerap kali berbenturan dengan realita.

Menghempas ketakutan, memaklumi keadaan, meredam ego, juga menjadi lebih berani atas segala situasi.

Karena benar saja, semua ini hanyalah tentang kebiasaan. Sesuatu yang tidak serta-merta hadir. Ia ada karena pengulangan. Ia ada karena terbiasa.

Maka jangan khawatir. Semua ini hanya tentang pembiasaan yang akan membentuk kebiasaan.

11:39 p.m || 22 Juni 2021

Selasa, 15 Juni 2021

Hujan Milik Juni Yang Istimewa

Kemarin hujan turun dipagi hari. Hujan milik Juni telah tiba kepada bumi dan juga kepadaku yang telah menunggu rintiknya.
Kali ini hujan milik Juni hadir membawa dingin, basah dan sepucuk surat pemahaman yang berbahasakan waktu. Tak banyak yang ditulisnya selain berharap agar aku menerima hal-hal yang memang sudah semestinya harus terjadi dalam hidupku di masa lalu.

"Berbesar hatilah atas segala lara yang pernah terjadi, berilah maaf atas segala kecewa yang mungkin hadir dengan atau tanpa sengaja. Maka segalanya akan jauh lebih lapang dan tenang. Ambilah kesempatan memulai lagi, beranilah dan percayalah sekali lagi." bisik rintik Juni kepada aku yang membisu sebab ditelan oleh kesunyian.

Harapanku; semoga di depan sana aku tidak akan menyerah dan jauh lebih tabah lagi dari hari ini jika kelak ada badai yang datang dari segala penjuru arah. Apapun yang takdir suguhkan pada Juni dan hujannya kali ini, semoga itu adalah yang terbaik untuk hati yang selalu berharap penuh pada kehendak-Nya.

Bagaimana pun hari-hari sebelum ini telah memberi, banyak pelajaran, aku tidak akan melupakannya begitu saja. Untuk apapun alasannya, aku akan terus belajar dan mengingat sesuatu yang baik darinya.

Ada hal-hal yang terjadi diluar kehendak kita. Di luar kendali kita. Hal ini membuktikan bahwa sejatinya kita nggak punya kendali apa-apa. 

Menuju akhir, 15 Juni 2021

Jumat, 11 Juni 2021

Cahaya Hidup


Hai, apa kabar? Hari ini barangkali kamu sedang dihadapkan dengan beberapa hal yang menyulitkanmu, meski begitu aku selalu berdoa semoga harimu diiringi kebaikan semesta.

Apa kamu tahu? Sejak dulu hidup memang begitu, ada banyak khawatir, penuh ragu, bingung, sedih, dan takut yang buat hidup terasa gelap sekali. Sampai kita jadi takut melangkah dan enggan bertumbuh.

Kalau diingat-ingat lagi, memang sulit untuk sampai di hari ini. Begitu banyak luka yang di derita, sedih yang di rasa, dan khawatir yang memenuhi tubuh. Tapi seperti matahari di pagi hari, hidup juga punya cahayanya. 

Untuk setiap sulit yang kamu alami ada cahaya yang bertugas jadi penerang. 
Ya? Cahaya itu adalah dirimu sendiri. Kamu adalah orang yang bertugas menjadi cahaya dalam hidupmu, yang sudah melalui hari-hari sulit selama ini dengan tabah dan tangguh.

Bahkan kadang kamu juga menjadi cahaya bagi kehidupan orang lain, menjadi alasan mereka bertahan dari sulitnya hidup. 

Karena itu, kuatlah.

23.54 Wib || Medan, 11 Juni 2021

Psychology Says judulnya

Aku sering nemu kalimat ini di media sosial tapi aku bukan psikolog sih jadi apa yang aku share belum tentu bener atau nggak. Tapi kalau kataku ini menarik kalau bener. Gini katanya.

- Kalau seseorang ketawa ngakak, even ke hal-hal bodoh, mereka sebenernya sangat kesepian.

- Kalau seseorang jarang ngomong tapi sekalinya ngomong cepet banget, mereka sebenernya lagi ngejaga rahasia.

- Kalau seseorang tidur mulu, mereka sedang bersedih.

- Kalau seseorang gak bisa nangis, mereka sebenernya lemah.

- Kalau seseorang makan dengan manner yang abnormal, mereka lagi gak tenang (tegang).

- Kalau seseorang nangis ke hal-hal kecil, mereka sebenernya polos (innoncent) dan punya hati yang lembut (soft-hearted).

- Kalau seseorang marah ke hal-hal konyol atau hal kecil, mereka sebenernya butuh cinta.

Dah ah segitu, mungkin kalau ada temen temen yang psikolog, boleh mengkoreksi kalau pernyataan yang aku temuin di media sosial itu keliru. 😁

Sabtu, 05 Juni 2021

seni memaklumi

Karena bersatu bukan berarti sempurna. Bersatu berarti siap menerima, siap memaklumi tiap celah, siap memaafkan tanpa lelah. 

Ketika kepala kita memahami bahwa masing-masing manusia adalah tempat salah dan lupa, maka jauh sebelum hidup bersama dalam atap rumah yang sama, sisakan sedikit ruang untuk memaklumi tiap tingkahnya. 

Karena sebagai manusia, kesalahan itu akan selalu ada dan akan senantiasa berganti wujudnya. 

Karena bersatu bukan berarti menyempurnakan segalanya. Sebab jika keduanya sudah sempurna, maka dari mana datangnya seni memaklumi dan memaafkan? Dari mana datangnya seni mengingatkan kesalahan? 

Bersatu berarti bersama dalam tiap perjalanan. Bersama meluruskan kelalaian, bersama meredam amarah yang berlebihan, bersama mengobati luka dan semua kekecewaan.

Bersatu berarti bersama dalam segala keadaan. Bersama untuk menenangkan. Ya kan? :)

08:43 a.m || 05 Juni 2021

Doa orang yang terdzolimi

Ketika orang lain tidak bersikap baik padamu, ketika orang lain berprasangka buruk terhadapmu, ketahuilah bahwa itu di luar kuasamu. Disaat itulah Allah juga menguji tentang kesabaran, keikhlasan, dan kelapangan hati. 

Mungkin orang lain tidak tau seberapa berat pundak dan tanggungjawabmu; mungkin orang lain tidak melihat seberapa besar pengorbananmu; mungkin orang lain tidak melihat kebaikan-kebaikan yang sudah kamu lakukan; mungkin orang lain tidak tahu niat-niat baikmu.

Namun, tegaskan pada dirimu sendiri, bahwa kamu hidup untuk Allah, bukan memenuhi ekspektasi manusia. Tidak perlu kamu menjelaskan bagaimana dirimu. Percuma, setiap orang selalu punya penilaiannya sendiri.

Mustahil kalau kamu ingin membuat semua orang menyukaimu.

Ketika kamu merasa terdzalimi dengan sikap dan perlakuannya, kumohon jangan pernah mengeluarkan kata-kata buruk. Tahan semua itu dengan beristighfar, menangislah jika perlu. Kamu pasti lelah, kan? Kamu masih punya keluarga yang menguatkanmu, kamu masih punya teman-teman yang menghiburmu. Dan yang paling penting, kamu masih punya Allah sebagai tempat bersandar dan berpeluh. 

Jangan pernah goyah atas syariat agama yang kamu pegang. Ketika kamu membenci sikap atau ucapan menyakitkan dari manusia, jangan malah menjauh dari Allah. Istikharah. Mintalah petunjuk dan jalan terbaik, supaya Allah memudahkan setiap langkahmu, supaya hatimu luas dan tidak dipenuhi penyakit.

Masih kuat, kan? Doa orang yang terdzalimi insyaAllah mustajabah, maka dari itu berdoalah yang baik-baik untuk kebaikan akhirat juga duniamu. 

keberadaan

Kalau ada orang lain menolak kehadiran atau keberadaan kita, bukan berarti kita buruk, rendah, atau tidak bernilai di matanya. Hanya saja, kita bukan termasuk orang yang masuk dalam standar kriteria atau preferensi mereka. Sesimpel itu. Carilah orang yang mau menghargai, setidaknya mau menerima kita.

Penolakan di awal itu malah lebih baik loh, daripada kelihatannya diterima, dipuji, bahkan dielu-elu, tapi ternyata dikhianati. 😅

Kamis, 03 Juni 2021

Mendewasa


Pada akhirnya kita mendewasa dengan sendirinya. Seiring berlalunya waktu, bersama padu jalinan takdir yang bersusun jadi satu, mengiringi langkah kita menemukan hikmah pelajaran dan keikhlasan yang mengharu biru.
Dulu kita barangkali ialah seorang yang sering tergesa-gesa saat meminta kepada-Nya; teramat panik ketika banyak hal tak berjalan dengan baik; kerap memaksa keinginan yang pada akhirnya kita tahu tak bermuara pada kebaikan. 

Hari ini kita perlahan mulai belajar. Belajar bersabar saat berjalan mengikuti ritme yang telah digariskan. Belajar mengeja satu per satu makna hadirnya kecewa, meski terkadang berat hati dan terbata-bata.  Belajar memahami pesan tersembunyi dalam rangkaian takdir yang silih berganti menyapa diri.
Membuat kita perlahan menyadari bahwa semua akan baik-baik saja pada akhirnya dan tak perlu begitu pusing kepala saat banyak hal tak berjalan sesuai rencana.

Sebab kita terus mendewasa seiring berjalannya waktu dan saat tanya mulai terjawab satu per satu.:)

Medan, 04 Juni 2021 ||00.24 Wib

3 Rumpun Hati, 3 Mantra Kehidupan

1. Apa yang ditakdirkan untukku, akan sampai kepadaku.  2. Jika Aku berbuat baik, maka yang baik akan datang kepadaku.  3. Hidupku dalam gen...