Sabtu, 21 November 2020

Growth Mindset: Sinetron?

Agak kesel, lagi input data yang segaban-gaban belum disave, ga sengaja ke close dan hilang, monangis aku rasanya hikz. Biar ga spaneng, aku mutusin buat keluar sore diatas balkon menuju senja. Pas uda pulang kerumah, aku mandi trus makan indomi wetkari pake kubis wkwkwk kalorinya jadi nambah lagi dah. :D

"Mas jangan tinggalin aku mas, kenapa kamu tega mau nikah lagi mas? Aku ini posisi hamil."

Telingaku menangkap suara wanita menangis dan mengiba dari arah televisi, hmmm mataku auto memercing.

Emang yak, emak2 tu suka banget ama sinetron di cenel ikan terbang itu. Heran, daridulu aku ga tertarik blas. Udah skeptis duluan. Apaaaaa cerita kok isinya nongas nangis nongas nangis, kek berasa hidup ini banyak orang jahat aja, padahal ya gak juga.

Aku terakhir suka nonton tv tuh dulu jaman2nya extravaganza, ovj sama bioskop trans. Seru banget ih, dulu kartun juga masih banyak heuheuu. Makin kesini, makin tua juga, tontonan2 tv rasanya sedikit banget yg layak ditonton, banyak toxic-nya, kecuali emang langganan channel tv khusus yang mengedukasi ya.

Sadar nggak sih, ketika kita sering liat tontonan yang isinya drama rumah tangga kek gitu, lama kelamaan pikiran kita bisa terbius dengan suasana serupa? Yaaa meski beberapa cerita di kehidupan nyata juga ada yang sama, ya tapi buat apa gituloo? Mending baca atau nonton sesuatu yg insightful untuk membangun hidup/menyelesaikan konflik kita di dunia nyata.

Udah isinya halu, gada positifnya, pun faedahnya, buang2 waktu ngga sih?:(

Di buku "The Millionaire Mindset" dijelaskan lho, bahwa kebiasaan dan perilaku itu sangat dipengaruhi oleh pola pikir (mindset) yg kita miliki.

Data Base >> Pemutaran Ulang >> Tindakan Keseharian

Database disini maksudnya apa2 yg kita input ke otak. Kalo kita sering nonton yg sedih2; yg berantem2; yang jahat; yang durhaka, maka hal2 tersebut akan terekam secara berulang, sehingga melahirkan kebiasaan/perilaku kita dalam keseharian. Kita terlampau sering menerima asupan negatif, sehingga kita bisa terdoktrin seperti itu.

Cobalah kita berpikir lebih jernih lagi untuk membiasakan diri dengan menonton hal-hal yang sifatnya membangun, supaya pikiran kita juga ikut bertumbuh. Dengan itu, akan melahirkan kebiasaan dan perilaku kita yang sifatnya konstruktif.

Gada manusia yang ujug2 ada di posisi atas tuh. Semuanya berawal dari diri kita sendiri, kemauan kita, pemikiran kita, kebiasaan2 yang kita lakukan, lalu tindakan kitalah yang membuktikan untuk step by step maju ke arah positif.

Yahhh, kadang aku juga menyesali diriku sendiri krn dulu sering melakukan hal sia2. Nyesel gt, kenapa ga belajar ini daridulu; kenapa ga nyiapin ini itu daridulu. Surely, ruang bertumbuh kita tuh banyak dipengaruhi lingkungan heuheuuu. But nope, toh masih banyak juga hal positif lainnya yang kita lakukan kemarin, jadi disyukuri dan dinikmati aja~

Medan, 21 November 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

3 Rumpun Hati, 3 Mantra Kehidupan

1. Apa yang ditakdirkan untukku, akan sampai kepadaku.  2. Jika Aku berbuat baik, maka yang baik akan datang kepadaku.  3. Hidupku dalam gen...